SENDIRI LAGI 1

Puisu Yus R. Ismail
Pikiran Rakyat, 31 Januari1999

Bersama angin aku menjelajahi
kota dan desa
dan gunung dan laut.
Tapi aku lupa bahasa hembusan.
“Kamu tanpa perasaan!” kata angin.
Aku terkejut.
Barangkali aku telah menelantarkannya
“Kamu lebih suka kepada sunyi!” kata semilir.
Aku sedih, karena di gunung pun
pohon-pohon mencibir.
Menyusuri pantai aku berharap
mendapatkan biru
seperti dulu. Tapi badai
dan kapal-kapal begitu asing.

Sendiri lagi
Ditinggal sahabat
Begitu lelah

April 1998


SENDIRI LAGI 2

Bersama siapa lagi kaki melangkah
kalau jejak telah pergi.
Peta-peta perjalanan begitu asing.
Air dan api yang bermain
petak-umpet berlarian
ketika aku datang. Mereka bergabung
bersama tanah, komputer dan sungai
di halaman rumah hujan.
Hujan mengusirku dengan bazooka
ketika aku berteduh.
“Kamu bukan lagi bagian dari kami!” katanya.

Sendiri lagi. Tapi sendiri pun
barangkali tidak
karena diri telah kepincut
televisi yang manis dan seksi.

April 1998



SENDIRI LAGI 3

Barangkali aku berhianat
saat bersama angin memahat awan
aku lapar dan memakan mereka
Apa salah aku lapar?
Apa lapar punya kesalahan?


Bandung, April 1999 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "SENDIRI LAGI 1"

Posting Komentar