SEBENTAR LAGI SAMPAI KE PUNCAK

puisi yus r. ismail

Kenangan dengan majalah Horison, Agustus 1999


Sunyi juga yang turun bersama kabut
Pepohonan membeku dan jalan setapak begitu lengang
Sebentar lagi sampai ke puncak
Tapi isyarat-isyarat belum sempat diterjemahkan
sebagai petunjuk perjalanan. Keresek ranting patah
mempertegas kebingungan yang melumut di poohon-pohon tua

Meninggalkan keramaian dan membunuh masa lalu
tidak mengeringkan airmata. Kekalahan kita
telah membangun pemukiman-pemukiman baru
dan dunianya sendiri dengan bahasa tersendiri.
Barangkali antara cinta dan dosa
seperti kabut dengan cuaca.
Dan pengakuan dengan kakalahan
seperti hidup dengan nafasnya

Sebentar lagi sampai ke puncak
Tapi perjalanan baru dimulai

November 1996, Rancakalong


MENANAM BUNGA

Akulah air yang menyiram akar mawar
Akulah matahari yang membakar daun kehidupan
Akulah bumi tempat segala sunyi mencari cermin sendiri
Akulah angin yang membawa harum ke parfum-parfum
Akulah senja yang membingkai indah ke setiap dada
Akulah kupu-kupu pencari madu dari putik ke putik
Akulah ulat pemakan daun dan penggerek batang
Akulah hama yang mewabah di setiap tanah
Akulah musim yang menggugurkan daun dan bunga
Akulah bunga yang bermimpi jadi abadi

Di taman aku terus bermetamorfosa
Dari pengakuan ke airmata

Februari 1997, Rancakalong



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "SEBENTAR LAGI SAMPAI KE PUNCAK"

Posting Komentar