Puisi Pikiran Rakyat: MENCURI BULAN
Pikiran Rakyat, 12 Mei 1998
Suatu malam, saat orang-orang tidur
lelap,
saya mencuri bulan dan menyimpannya
di kamar.
Saya memandanginya, melamuninya,
menjadikannya
impian yang bercahaya. Saya
mencari-cari kenikmatan
yang membentuk dunianya sendiri
dari pendar-pendarnya.
Tapi yang saya temukan adalah
ketidakpuasan.
Saya mesti mencari bulan lain dan
mencurinya.
Maka saya mengikuti angin
mengembara dari waktu ke waktu
sampai saya menyadari di langit
siang matahari raib.
Saya pun mencari matahari sampai
saya merasa tidak kehilangan.
Kata angin, orang-orang mencari
bulan mencari bintang
mencari langit mencari biru mencari
hutan mencari kota
mencari desa mencari bunga mencari
lebah mencari madu
mencari-cari sampai merasa tidak
kehilangan….
MENGASAH PISAU
Saya menemukan pisau tergeletak di
pinggir jalan.
Saya mengasahnya dan menikmatinya
sampai tubuh bergerak
sendiri. Tiba-tiba seluruh isi
dunia begitu pantas
untuk diiris. Saya pun mengiris
langit mengiris hutan mengiris angin.
Orang-orang menjerit dan menangis.
Airmata mereka mengkristal
dan menjadi pisau di tangan mereka.
Lalu semuanya berlomba
mengiris apa saja yang ditemui.
Semuanya berdarah-darah.
Dari darah itulah kami, saya dan
mereka, membangun gedung
membuat jalan membuat mobil
membirukan laut menjahit baju
menulis puisi melukis potret
mengelola negara….
0 Response to "Puisi Pikiran Rakyat: MENCURI BULAN"
Posting Komentar